Rabu, 30 Maret 2011

Power of Tongue

Dari semalam saya bbm-an sama teman sesama ibuk-ibuk :) Intinya membahas tentang anak. Yeaaah, apalagi sih topik bahasan ibuk-ibuk? Kalo enggak anak, suami, masakan, diskon diaper, pembokat, haish kok kasian bener kayaknya ya :p 

Ya intinya sih kemaren lagi membahas masalah anak dan dari mulut seorang teman *baca: dari jari-jari seorang teman* keluarlah pertanyaan "Celine nakal gak?"

Hmm NAKAL.. Kata yang paling saya jauhin dari dulu untuk mendeskripsikan anak saya. Bukan karena saya merasa anak saya adalah anak paling manis sedunia *well, sempet terpikir sih hihihihihi* tapi karena nakal itu sepertinya kok kata yang kasar sekali untuk mendeskripsikan seorang anak kecil.

Nakal itu apa sih? Apa sih yang bisa membuat seorang anak kecil disebut nakal? Saya setiap hari berhadapan dengan anak kecil, almost 24 hours dikelilingi anak kecil. Di tempat kerja at least saya ketemu 18 orang anak kecil, di rumah ketemu satu unyil, jadi kira-kira bisa dibayangin kan kalo hari saya memang hampir 24 jam ketemu sama anak kecil? Anak yang nyebelin buanyaaaak banget, setiap hari pasti ada aja yang bikin emosi mendidih tapi melabel seorang anak dengan predikat nakal rasanya terlalu hhh.. terlalu kejam. Ya mungkin saya terlalu lebay, tapi buat saya tidak ada seorang anak pun yang layak untuk diberi label nakal.

Saya selalu teringat "doktrin" di gereja saya, lidah kita punya kuasa! 

"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya" ~Amsal 18:21~

Saya enggak mau berdebat ayat di sini karena saya sendiri juga bukan pendeta atau ahli alkitab :p ayat di atas berbicara jelas banget, kita benar-benar harus berhati-hati dengan perkataan kita. Kita berkata baik maka hal baik yang akan kita terima. Kita berkata buruk maka hal buruk yang akan kita terima.

Saya percaya bahwa lidah kita punya kuasa. Kalau orangtua berkata "anak saya nakal nih" maka jadilah anak itu nakal. Saya percaya bahwa mulut orangtua itu doa. Apa yang diperkatakan orangtua itu menjadi doa bagi anak-anaknya. Saya bukan orangtua yang sempurna, tapi saya berusaha untuk membuat Celine hidup dalam lingkungan yang free negative statement. Saya bukannya mau Celine tampak bagus di mata orang-orang dengan tidak pernah melabel dia "nakal", tapi saya ingin Celine tumbuh dengan self-image bahwa dia bukan anak nakal. Saya ingin dia tumbuh dengan self-image yang positif :) Dan saya harus memulainya dari diri saya sendiri. Memulainya dengan selalu mengucapkan kata-kata positif :)

I'm planting good seed now, and I know that seed will grow become a great tree :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar